Sejarah

Sejarah

PERJALANAN RUMAH SAKIT UMUM 'AISYIYAH DIPONEGORO PONOROGO


I.     Rumah Bersalin 'Aisyiyah (Tahun 1962 – 1992)

Rumah Bersalin 'Aisyiyah Jalan Diponegoro Ponorogo didirikan pada tanggal 16 Januari 1962, yang diprakarsai oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ponorogo Kota bagian Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) yang selanjutnya menjadi Pembina Kesejahteraan Umat (PKU) yang diketuai Almarhum Bapak A. Moein Siroj. Dalam pengelolaannya dibantu oleh Pimpinan Cabang Aisyiyah Ponorogo yang diwakili Ibu Mardioetomo dengan Nama Rumah Bersalin PKO Muhammadiyah.
Motivasi didirikannya Rumah Bersalin tiada lain atas dasar ikhlas untuk mewujudkan masyarakat utama, adil, makmur yang diridloi Alloh SWT. Sebagai sarana dakwah melaksanakan tujuan dan cita-cita Muhammadiyah yang tecantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah
Pada saat didirikannya Rumah Bersalin tersebut belum ada konsep rencana pembangunan fisik type/model Rumah Bersalin akhir abad 20, karena pada awalnya hanya sebuah rumah kontrakan dalam jangka waktu 3 tahun, dimulai tahun 1962 yang terletak di jalan Diponegoro 23 Ponorogo atau sebelah kantor PUK Ponorogo, dengan izin nomor : UM 210/19/19/Drh, yang dikeluarkan tanggal 16 Januari 1962.
Perlengkapan dan pembiayaan Rumah Bersalin PKO Muhammadiyah sehingga dapat perizinan tersebut diperoleh dari keluarga besar Muhammadiyah dan 'Aisyiyah. Perlengkapan mebeler diperoleh dari pinjaman para anggota dan sebagian kreditan dari toko mebel Aling.
Perjuangan berat amat dirasakan untuk mengurus Rumah Bersalin ini karena kurang perhatian dari masyarakat umum dan para anggota khususnya. Sebab utamanya adalah letak Rumah Bersalin terlalu jauh dari rumah-rumah anggota. Karena sedikitnya pasien yang dirawat, apalagi pada waktu itu faktor sosial sangat diutamakan sehingga banyak pasien yang dibebaskan dari biaya, maka tiap akhir bulan mengalami divisit, sehingga pengurus mencari bantuan dan pinjaman kepada anggota, yang dirasa mampu untuk menutup pembiayaan yang harus dikeluarkan.
Rumah Bersalin PKO Muhammadiyah yang dikelola Bapak-bapak, karena merasa berat dalam mengelola, maka salah satu upaya yang ditempuh agar Rumah Bersalin PKO Muhammadiyah tersebut tetap berjalan, yaitu dengan melibatkan ibu-ibu 'Aisyiyah Cabang Ponorogo untuk ikut mengurus dan mengelolanya.
Yang bertanggung jawab terhadap Rumah bersalin PKO Muhammadiyah dari unsur Pimpinan Cabang 'Aisyiyah adalah: Ny. Mardioetomo, Ny. Hj. Syarkowi, Ny. Mardjoe Marto Hardjono, sedangkan dari PKO Muhammadiyah Cabang Ponorogo adalah : Muhammad Markum (Subur), Sapari, dan R. Moeljono Djojomartono, Moeh Askandar,  Buyamin, dan S.Somohardjo. Bahkan dari sekian Pengurus PKO Muhammadiyah tersebut 4 diantaranya diabadikan menjadi nama putra angkat Bpk. Somohardjo (Cokromenggalan) dengan nama Koendarijono, singkatan dari: Markoen, Moeh. Askandar, Sapari dan Moeljono. Sedangkan penanggung jawab Medis pada saat itu adalah: Bidan Harkun (DKT), Bidan Umi (Putri P. Dikin) dan Ibu Supiran.
Penanggung jawab Rumah Bersalin PKO Muhammadiyah mulai tahun 1963 adalah dr. Suroto dibantu oleh Bidan Koirul Bariah (Putri Bp. Idris Joyo Sudarmo) dan Bidan Wuryani. Dengan bergantinya tampuk kepemimpinan tersebut dapat membawa perubahan yang berarti bagi perkembangan Rumah Bersalin PKO Muhammadiyah meskipun belum mampu keluar dari kerugian. Namun karena kesibukan dr. Suroto, ia hanya dapat memimpin selama dua bulan.
Pada tahun 1966 keadaan Rumah Bersalin PKO Muhammadiyah belum berubah, masih terus mengalami kerugian. Untuk menutup kerugian tersebut diadakan gerakan jimpitan beras. Semua rumah anggota 'Aisyiyah masing-masing dititipi kaleng untuk diisi jimpitan beras yang hasilnya lumayan. Yang berarti semua turut andil dalam menutup kekurangan Rumah Bersalin PKO Muhammadiyah.
Pada tahun 1967 ada perkembangan yang sangat menggembirakan, Pengurus tidak lagi harus mencari pinjaman untuk menanggung operasional Rumah Bersalin PKO Muhammadiyah,  karena pendapatan tiap bulan telah ada sisa lebih.
Dengan adanya perubahan struktur organisasi 'Aisyiyah dari pusat sampai bawah (masa transisi/peralihan), maka Rumah Bersalin PKO Muhammadiyah jalan Diponegoro penanggung jawabnya diserahkan kepada Pimpinan Cabang 'Aisyiyah Urusan Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) yang selanjutnya dirubah menjadi Pembina Kesejahteraan Umat (PKU) yang diketuai oleh Ny. Hj. Machfoed Thohir dan tetap dibantu oleh Muhammad Subur hingga wafatnya. Juga oleh Ny. Mardioetomo hingga akhir hayatnya.
Pada bulan Mei tahun 1979 ada sisa kas Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) setelah memperbarui kontrakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Atas permintaan Ny. Mardioetomo agar gedung Rumah Bersalin dibangun diatas tanah yang sudah dimiliki oleh Muhammadiyah Cabang Ponorogo Kota yang berada di jalan Diponegoro (RSU 'Aisyiyah Diponegoro), meskipun dari papan dan bambu.. Rapat pengurus menyetujui dan menugasi Ny. Machfoed Thohir dan Ny. Mardioetomo untuk membentuk Panitia pelaksana.
Panitia pembangunan yang diketuai Ny. Machfoed Thohir dan ketua pelaksana H. Damanhuri, dibantu Soeratno, Soewandi dan M. Slamet Subur mulai bulan Juni 1979 melaksanakan pembangunan dengan modal Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) dengan jangka waktu 5 (lima) tahun untuk menyelesaikan pembangunan Rumah Bersalin tersebut.
Bangunan yang semula direncanakan setengah bambu atau papan (semi permanen) dapat terwujud berupa bangunan bata merah (permanen) secara keseluruhan. Semula direncanakan dalam waktu 5 (lima) tahun, tetapi baru 2 (dua) tahun bangunan sudah diselesaikan dan dapat ditempati tepatnya pada bulan Oktober 1981. Biaya pembangunan tersebut diperoleh dari keluarga besar Muhammadiyah, 'Aisyiyah dan anak didik Muhammadiyah yang telah memiliki penghidupan cukup, baik yang berdomisili di dalam Ponorogo maupun di luar Ponorogo. Disamping itu besar pula bantuan keuangan dari usaha yang dilaksanakan oleh Panitia Pembangunan.
Setelah Rumah Bersalin 'Aisyiyah menempati bangunan yang baru tersebut setiap bulan tidak menanggung kerugian, kalau ada sisa lebih dimanfaatkan untuk membeli peralatan medis yang diperlukan dokter konsultan ahli kandungan dr. Roby Budi Arso dan dokter konsultan ahlianak dr. Sofyan Kadarisman. Disamping itu juga untuk melengkapi peralatan yang lain.
Atas saran dokter ahli anak, pada tahun 1983 mulai dibangun tambahan ruang untuk memberikan pelayanan bagi bayi atau anak yang memerlukan opname. Pelaksanaan pembangunan diserahkan kepada H. Damanhuri. Sumber dana diperoleh dari pendapatan Rumah Bersalin 'Aisyiyah, Ibu-ibu pengurus, Ny. Hj. Damanhuri dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ponorogo Kota.
Setelah diadakan pemeriksaan dan penilaian oleh dr. Parimussa dari IKE Surabaya dikembangkan menjadi Balai Kesehatan. Atas saran tersebut terus dirintis sarana untuk melengkapi persyaratan pendirian Balai Kesehatan. Untuk mengurus Balai Kesehatan tersebut diserahkan kepada Ny. Lies Choirul Fikri dibantu oleh Ny. Hj. Damanhuri, dan Soewandi. Sedangkan pengelolaan sehari-hari ditugaskan kepada Ny. Hj. Mardjoe Marto Harjono dan Ny. Hj. Machfoed Thohir.
Pada bulan Juni 1982 dimulai pembangunan tahap II dan berakhir sampai dengan bulan Agustus 1982. Sedangkan pada bulan Pebruari 1983 dimulai pembangunan tahap III sampai dengan bulan September 1988.

1 2 3 4 5 6 7